Friday 12 December 2014

Patofisiologi Diabetes Melitus


Patofisiologi diabetes melitus adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit diabetes melitus, meliputi asal penyakit, gejala penyakit dan akibat dari penyakit tersebut. Diabetes melitus atau dikenal dengan istilah penyakit kencing manis yang disebabkan oleh ketidaknormalan fungsi pankreas dalam tubuh manusia.


Pankreas dalam tubuh manusia berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, pankreas mengeluarkan insulin yang berpengaruh terhadap pengurangan kadar gula dalam darah untuk mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin yang dihasilkan pankreas juga akan merangsang hati mengubah glukosa menjadi glikogen lalu menyimpannya di dalam sel-selnya.

Penatalaksanaan diabetes melitus perlu dilaksanakan agar dapat mehilangkan berbagai keluhan atau gejala yang disebabkan oleh diabetes melitus. Bagi penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol kesehatannya beresiko terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang dikenal dengan istilah hiperglikemia.  Jika kondisi hiperglikemia berlangsung dalam waktu lama tanpa adanya tindakan penyembuhan akan menyebabkan kerusakan serius terhadap saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah pasien diabetes mellitus.

Diabetes melitus dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan penyebabnya, yaitu 

Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 adalah kelainan metabolik tubuh yang disebabkan ketidakmampuan pankreas memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Penyebab  diabetes melitus tipe 1 dipengaruhi oleh  beberapa faktor seperti
  • Faktor genetik
    Kemungkinan kamu berpotensi besar teridap penyakit diabetes melitus tipe 1 apabila ada keluarga inti kamu terkena diabetes. Resiko dapat membesar jika kami tak bisa mengendalikan faktor lingkungan seperti mengkonsumsi gula berlebihan.

  • Infeksi Virus Tertentu
    Infeksi virus tertentu yang menyerang pankreas sehingga produksi insulin menjadi sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali.

Diabetes melitus tipe  2
Diabetes melitus tipe 2 adalah kelainan metabolik tubuh yang disebabkan hormon insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan oleh pankreas secara efektif sehingga gula tidak bisa masuk ke dalam sel dan menumpuk di dalam darah. Penyebab diabetes melitus tipe 2 dipengaruhi oleh  beberapa faktor seperti :
  • Faktor genetik
    Kemungkinan kamu berpotensi besar teridap penyakit diabetes melitus tipe 1 apabila ada anggota keluarga yang juga mengidap penyakit diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain seperti kolesterol tinggi, hipertensi, atau obesitas.

  • Faktor usia
    Gangguan penyerapan insulin biasanya mulai terjadi ketika berusia 65 tahun

  • Faktor Gaya Hidup
  • Pola makan dan pola hidup yang jelek seperti terbiasa dengan makanan yang banyak mengandung lemak dan kalori tinggi, stress yang berkepanjangan, depresi, dan aktifitas fisik yang rendah juga berpotensi untuk seseorang terjangkit penyakit diabetes.
Diabetes melitus tipe  3
Diabetes melitus tipe 3 merupakan gabungan kelainan kinerja pankreas dalam memproduksi hormon insulin dan hormon insulin yang dihasilkan pun tidak dapat digunakan oleh pankreas secara efektif Penyebab diabetes melitus tipe 3 merupakan gabungan dari faktor genetik, infeksi virus dan juga faktor gaya hidup yang tidak sehat.

Pemeriksaan diagnosa diabetes melitus:

1. Pemeriksaan Kadar Glukosa
  • Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) plasma > 126 mg/dL.
  • Kadar Glukosa Darah Sewaktu(GDS) plasma > 200 mg/dL.
  • Kadar glukosa pada 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) plasma > 200 mg/dL.
2. Pemeriksaan Hiperglikemia
  • Kadar GDP  antara  110 – 126 mg/dL.
  • Hasil TTGO antara  110 – 200 mg/dL.
3. Pemeriksaan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
  • Kadar GDS plasma vena > 200 mg/dL.
  • Kadar GDP plasma vena > 126 mg/dL.
  • Kadar glukosa plasma vena > 200 mg/dL pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
4. Tes toleransi Glucosated Haemoglobin AIC (HBAIC)
  •  Melebihi nilai normal : 3,8-8,4 mg/dl).
5. Urinalisa : glukosuria dan keton uria.
  • Gula darah puasa (8 jam puasa tidak makan) = 70 – 110 mg/dL
  • Gula darah 2 jam PP (sesudah makan) = 100 – 140 mg/dL
  • Gula darah acak = 70 - 125 mg/dL

Gejala diabetes melitus
Waspadailah dan segera berkonsultasi jika menembukan beberapa gejala umum diabetes melitus
  • Sering buang air kecil dimalam hari 
  • Cepat merasa haus dan lapar
  • Berat badan turun dengan cepat
  • Merasa lemah dan mudah kelelahan
  • Sering merasa kesemutan di kaki dan tangan
  • Penglihatan kabur
  • Sering terjadi infeksi
  • Adanya keputihan pada wanita
  • Luka berdarah atau memar yang sukar sembuh (gangren)
  • Sering bisul
  • Kulit kering dan gatal-gatal.
Akibat dari diabetes melitus
Jika seseorang menderita menderita diabetes melitus maka dalam jangka waktu tertentu berbagai komplikasi penyakit akan menyerang penderita diabetes melitu. Berikut macam-macam komplikasi diabetes melitus 

1. Penyakit jantung
Bagi penderita diabetes melitus sangat sulit untuk menjaga fungsi jantungnya dengan baik karena terdapat lonjakan cukup drastis pada kadar gula darahnya yang akan menyebabkan pembuluh darah mengalami penyempitan. Penyempitan ini membuat suplai nutrisi dan oksigen menjadi terhambat sehingga mempengaruhi kinerja jantung

2. Gagal ginjal
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah untuk memisahkan zat-zat makanan dari racun atau zat sisa yang nanti akan dibuang melalui air urine. Jika kadar gula dalam darah mencapai 180 mg/dl atau lebih maka gingal tidak akan mampu menahan kelebihan gula dalam darah, sehingga kelebihan darah itu akan dibuang bersama air urine. Kondisi ini akan menambah resiko tersumbatnya pembuluh darah halus akibat menyaring kelebihan gula darah yang lama kelamaan akan menyebabkan gagal ginjal

3. Tersumbatnya saluran kemih
Kelebihan gula darah meningkatkan resiko tersumbatnya saluran kemih, karena kelebihan gula darah yang dibuang melalui air urine akan tertinggal pada saluran kemih

4. Gangguan pada otak
Menderita penyakit manis dapat mengalami gangguan saraf akibat kadar gula darah yang tidak stabil

5. Gangguan pada penglihatan
Kadar gula darah yang meningkat menyebabkan penyempitan darah yang menuju ke retina. Penyempitan tersebut akan menghambat aliran nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh retina mata. Jika terjadi terus menerus maka retina akan mengalami kerusakan dan terjadi gangguan penglihatan yang berpotensi berkembang menjadi retinopati diabetik